Price is about positioning, begitu kata Hermawan Kartajaya. Kini harga bukan saja sekedar berapa yang dibayarkan tapi juga tentang postioning sebuah merek. Harga merupakan pertanda bagi pembeli, instrumen persaingan, dan cara meningkatkan kinerja finansial.
Harga adalah cerminan persepsi pelanggan terhadap
sebuah produk. Produk yang sebenarnya memiliki nilai tinggi di mata pelanggan,
jangan sampai menjadi turun karena harga yang ditetapkan terlalu rendah. Harga
menjadi sebuah parameter bagi pelanggan, jika harga tersebut mahal, semestinya
kualitas produk tersebut baik, begitu pun sebaliknya.
Berikut 6 metode
yang bisa kita gunakan dalam menetapkan harga produk :
Cost
Based Price
Metode pertama
ini adalah metode yang paling gampang untuk digunakan. Caranya dengan
menghitung total biaya dari biaya tetap, biaya variable, dan biaya
semivariable. Penentuan harga jual hanya dengan menambahkan total biaya dengan margin
yang diinginkan. Berikut biaya-biaya yang membentuk biaya total :
1. Biaya
Tetap/Fixed Cost
Biaya ini adalah biaya yang selalu ditanggung
walaupun tidak ada penjualan yang terjadi, misalnya :
- Biaya peralatan.
- Biaya sewa.
- Pajak.
- Asuransi.
- Gaji karyawan.
- Biaya iklan.
2. Biaya
Variable/ Variable Cost
Biaya yang meningkat secara keseluruhan sesuai
dengan meningkatnya kualitas penjualan.
3. Biaya
Semivariable
Biaya ini adalah
kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable. Contohnya seperti pada usaha
penginapan atau penyewaan kamar kost, jika kamar tidak ada penyewa maka ada
beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa kelas
kamar bisa cukup tinggi besarannya.
Demand
Based Price
Demand
based price simpelnya merupakan harga yang
ditetapkan berdasarkan permintaan. Kita bisa menggunakan fungsi seperti ini :
Q = 4000 – 40 P
Keterangan:
Q = Kuantitas yang diharapkan dapat terjual
P = Tingkat harga tertentu
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa tidak
akan ada produk yang terjual jika harga yang ditetapkan adalah Rp 100 atau
lebih dan apabila harga yang ditetapkan adalah Rp 0, permintaannya akan
mencapai 4000 unit (pada kenyataannya bisa lebih dari 4000). Hal ini dapat
digunakan untuk penetapan harga berdasarkan permintaan.
Competition
Based Price
Metode ini tidak terlalu memperhatikan permintaan
dan biaya, hal yang penting harga menjadi bersaing dengan pesaing. Pada UKM,
metode ini memerlukan dana yang cukup besar untuk bersaing dengan pasar. Bila
salah sedikit saja bisa mengakibatkan bisnis Anda tutup karena tidak bisa
menutupi biaya yang tercipta.
Mark
up Price
Penentuan harga dengan
menggunakan metode ini adalah dengan menambahkan mark up untuk menutupi
biaya-biaya yang ada dan keuntungan yang diinginkan.
Formulanya :
Harga jual = Biaya produk + mark up = Biaya produk + ( % x
biaya produk)Formulanya :
Salah satu alasan
penggunaan mark up pricing adalah untuk mengurangi ketidakpastian pada
biaya permintaan, dengan mendasarkan pada biaya :
a.Penetapan harga menjadi lebih sederhana dan
penjual tidak perlu membuat penyesuaian terhadap permintaan.
b.Fleksibilitas terletak pada kemampuannya dalam mendukung
tindakan untuk memaksimalkan keuntungan.
Break
Even Price
Dalam metode break even price kita dapat mengetahui berapa
produk yang harus dijual agar dapat mengembalikan dana yang digunakan untuk
investasi pada produk tersebut. Metode ini mempunyai dua tahap, yaitu :
a. Meneliti hubungan penerimaan-biaya.
b. Memasukan
ramalan penjualan actual ke dalam
analisa tertentu.
Kita bisa menggunakan formula berikut untuk mengetahui titik breakevent dari produk yang akan kita jual. BEP (RP) = BTT1-BVP Atau BEP (Unit) = BTTH-BVR
Keterangan:
BEP : Titik break even
BTT : Biaya tetap total
BV: Biaya variable
P: Penjualan
H: Harga jual per unit
BVR: Biaya variable rata-rata
Dalam metode ini, Anda harus memperhatikan masalah
kurangnya permintaan, karena berkaitan dengan harga, harga yang optimal sangat
dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk yang
akan dibeli oleh konsumen.
Dengan
mengkombinasikan harga dan volume break even yang paling menguntungkan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a. Faktor pesaing.
b. Pengalaman dalam penetapan harga.
c. Kondisi produk yang ditawarkan.
Rate
of Return Price
Metode ini banyak
digemari oleh pemilik usaha, metode ini memprioritaskan pengembalian modal.
Untuk menjalankan prosedur tersebut yang harus dipertimbangkan adalah
faktor-faktor sebagai berikut :
a.Estimasi permintaan.
b.Penggunaan fasilitas.
Pada metode ini
kita harus bisa mengetahui grand total investasi. Setelah itu kita
melakukan perhitungan depresiasi. Formula depresiasi sebagai berikut :
Depresiasi
: Total aktiva tetap x 50% per tahun
Setelah kita
melihat nilai investasinya tentukan target penjualan per tahun. Kita bisa
menghitung profitability Index (PI) dengan formula sebagai berikut :
PI
: Kas bersih penerimaan/investasi
Jika hasilnya
lebih dari satu maka investasi masih untung. Ada beberapa cara lagi menghitung
keuntungan dari sebuah bisnis, tapi hal tersebut akan dibahas pada artikel
selanjutnya.
Ya inilah 6
metode yang bisa dilakukan untuk menentukan harga suatu produk. Anda bisa
mengaplikasikan salah satu atau lebih metode di atas untuk menemukan metode apa
yang paling tepat untuk membuat bisnis Anda semakin untung dan berkembang.